Home » Articles » My articles

Melawan Tendensi Minimnya Wawasan dengan Ekspedisi

     Saya meyakini sekali apa yang menjadi judul diatas. Seandainya saya bukan pelajar, rasa-rasanya hal diatas menjadi kurang berarti, seperti halnya dengan katak dalam tempurung. Pembaca yang budiman tentu sudah tahu bahwa factor terbesar yang membuat kita jenuh adalah disebabkan oleh ketidakadaan/ minimnya variasi dalam kehidupan.

Exsara yang saya cetuskan satu tahun lalu ini sekiranya bisa menjawab hal diatas. Melalui trip-trip akan menambah wawasan kami baik itu historis, social dan geografis. Kemudian saya bentuk wadahnya berupa sebuah Komunitas Persahabatan yang punya selera sama dan bersifat volunteer/ suka rela. Di dalamnya tidaklah ada jeratan aturan berat atau sanksi tegas, walau begitu Exsara tetap bergerak dalam hal-hal yang positif, manusiawi dan akademis. Jadi ada prasangka yang salah ketika Exsara dianggap sebagai organisasi boneka, organisasi oposisi/ tandingan apa lagi kalau dianggap sebagai organisasi separatis (terhadap  organisasi lain).

Saya begitu bersyukur Alhamdulillah atas keselamatan dan kelancaran kegiatan yang dilaksanakan Exsara yang sudah berdiri selama satu tahun ini. Walaupun pada awalnya muncul kontroversi namun ketika disadari ternyata hal itu hanyalah hipokrisi saja dibuktikan dengan kenyataan yang ada sampai sekarang hal yang menjadi perdebatan itu 0% tidak terjadi, artinya bahwa Komunitas Exsara ini adalah organisasi yang safe. Sehingga Exsara mampu mendapatkan banyak anggota dan akrab di dalamnya bahkan akhirnya sebagian besar dari mereka memberanikan diri dan diterima menjadi fungsionaris HIMA Sejarah UNNES 2009 ini. Hal ini menjadi jelas terkesan bahwa Exsara adalah jelmaan dari fungsionaris HIMA Sejarah, sebuah hal yang membanggkan dari Exsara.

Semua acara ekspedisi berjalan dengan aman dan sesuai semestinya. Ekspedisi yang pernah dilakukan antara lain melakukan trip ke Desa Promasan (kaki G. Ungaran), Tinjomoyo (Semarang), keliling Semarang (ke Museum Ranggawarsita, Mandala Bhakti, Sam Poo Kong, dan Kota Lama), Situs Purbakala Pati Ayam dan sekitar Muria (Kudus), Benteng Pendem Cilacap dan Benteng Karang Bolong Nusakambangan serta yang teakhir yaitu ke Jepara yang terdiri dari Museum Kartini, Benteng portugis dan Karimunjawa.

Ketika disana kami tidak hanya mengunjungi/ melihat-lihat saja. Hampir di setiap trip itu kami selalu berinteraksi dengan masyarakatuntuk ramah tamah dan saling kenal atau bias juga dengan dinas tertentu seperti ketika trip ke Situs Pati Ayam dengan senang hati ketua DISPARBUD dating member penjelasan kepada kami. Intinya dengan melakukan pendekatan itu mereka malah memfasilitasi kami. Selain berinteraksi dengan masyarakat sesekali kami juga melakukan pendakian gunung bila dekat dengan objek dan hanya untuk yang berminat saja.

Di dalam pertemuan bias seringkali kami melakukan diskusi Sejarah. Diskusi ini terkesan ilmiah namun juga terkesan lugu hal ini terjadi karena kebanyakan dari kami memang masih tahap belajar. Akan tetapi karena perasaan ketidak profesionalan itu malah justru mendorong kami untuk menjadi lebih baik.

Saya harap di umur Exsara yang baru ini akan membawa hal yang segar lagi dalam tubuh Exsara ini dengan peningkatan mutu dan intelektualitas dari generasi penerus yang fresh…. Sugeree!!        

Category: My articles | Added by: exsara (2011-01-01) | Author: Nanang Pratmaji E W
Views: 841 | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
Name *:
Email *:
Code *:
Investigationes
CHARLES S. ANDREWS
3139 Brownton Road
Long Community, MS 38915



+7 495 287-42-34 info@ucoz.com
Mirum
sample map