Lawatan Sejarah merupakan suatu usaha untuk mengkaji museum dan situs – situs peninggalan sejarah yang ada di Indonesia. Mengkaji peningalan sejarah bagi mahasisawa jurusan Sejarah Univesitas Negeri Semarang merupakan kewajiban, masuk dalam mata kuliah. Namun pengkajian peninggalan sejarah yang dilakukan jurusan Sejarah Univesitas Negeri Semarang hanya satu kali dalam dua semester, yang dilakukan pada semester genap. Dengan keterbatasan ini menuntut mahasiswa harus bisa berkunjung ke museum dan situs – situs sejarah secara mandiri untuk memperkaya pengetahuan sejarah. 

Lawatan Sejarah merupakan metode pembelajaran sejarah yang efektif, karena jika dalam proses belajar mengajar di kelas Dosen dan Mahasiswa lebih banyak menggunakan literatur buku sejarah tebal, sehingga pelajaran sejarah kadang terasa membingungkan dan membosankan, maka dalam Lawatan Sejarah mahasiswa dapat langsung mengunjungi tempat peristiwa berlangsung, dan langsung menganalisis sendiri peristiwa sejarah yang ada melalu bekas-bekas peninggalan. Dengan adanya kunjungan ke situs sejarah menjadikan proses pembelajaran sejarah menyenangkan sekaligus menambahan pengetahuan atau informasi dan kaya akan pemahaman kesejarahan. Ketika proses belajar dalam kelas telah mengalami kebosanan, belajar di luar kampus bisa digunakan untuk menyegarkan kembali semngat belajar. Lawatan sejarah belajar sambil rekreasi merupakan hal yang tidak bisa dipungkiri, memang seperti itu realitanya. Mahasiswa sangat senang bila dalam pengkajian peninggalan sejarah tidak hanya mendapatkan kepuasaan akademik saja tetapi juga kepusaan wisata. Seperti yang diungkapakan salah satu mahasiswa sejarah angkatan 2012 “ Kunjungan ke situs sejarah belajar sambil berwisata, ilmunya dapat refreshingnya dapat” dalam percakapan dengan teman, setelah pulang dari KPS dari Bali.

Kunjungan ke suatu tempat peninggalan sejarah dilakukan secara mandiri oleh Mahasiswa jurusan Sejarah harus dipersiapkan secara matang. Selain persiapan dana juga harus di siapkan fisik kesehatan karena lawatan sejarah bisa dijuga di lakukan di tempat yang jauh. Di Indonesia masih banyak situs-situs sejarah belum terpublikasi, perlu peran serta Civitas Akademika untuk mempublikasikan melalui jurnal ilmiah maupun media lainya.

Untuk mendapatkan kepuasan wisata dan akademik, Mahasiswa dituntut serius dalam menggali pengatahuan. Pengetahuan yang didapat di lapangan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan sendiri dan orang lain. Mahasiswa jurusan Sejarah harus mengembangkan kemampuan intelektual dalam mengkaji peninggalan sejarah untuk mendapatkan pengetahuan dan mengasilkan output yang nyata. Metode pembelajaran seperti inilah yang dilakukan pada kegiatan Ekspedisi Sejarah Indonesia (EXSARA). Sesuai dengan Angaran Dasar/ Angaran Rumah Tangga (AD/ART) EXSARA perubahan ke 3, pada pasal 3 maksud : Exsara didirikan sebagai wadah kepada mahasiswa jurusan Sejarah fakultas Ilmu Sosial UNNES yang menyakut ekspedisi ke suatu tempat bersejarah guna menambah wawasan sejarah, dan pasal 4 Tujuan : melahirkan cendikiwan muda yang intelektual, berwawasan luas, kreatif, tangguh dalam memahami lebih dalam jejak sejarah bangsa Indonesia dan mengenal lebih dalam aspek sejarah, budaya, geografis, dan sosial di suatu tempat melalui kunjungan langsung ke situs – situs sejarah.

Manfaat yang diperoleh dari Lawatan Sejarah ini adalah berupa pengetahuan sejarah, dan bagi calon guru data – data berupa tulisan maupun foto yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan ajar ketika menjadi guru. Seperti yang di ungkapakan pembina HIMA sejarah tahun 2013, yaitu “Hasil lawatan ke situs-situs sejarah bisa digunakan sebagai materi, untuk bahan ajar ketika mengajar di sekolah nantinya” dalam kesempatan pendampingan Penyusunan perubahan AD/ART Exsara sabtu, (6/7/13). Mahasiswa harus mampu mandiri menggali pengetahuan melalui lawatan ke museum dan situs – situs sejarah sendiri. Inilah yang harus dikembangkan mahasiswa untuk menyikapi keterbatasan alokasi waktu yang diberikan jurusan untuk pengkajian peninggalan sejarah yang diperlukan ketika terjun di dunia kerja.