Home » Articles » My articles

Sang Bapak Pers Indonesia, Juga Perintis Pergerakan Indonesia

Tepat seratus tahun Tirto Adhi Soerjo mendirikan organisasi modern pertama Sarikat Prijaji tahun 1906, dan tepat 100 tahun setelah itu, pada tahun 2006 Tirto Adhi Soerjo mendapatkan gelar Pahlawan Nasional melalui melalui Keppres RI no 85/TK/2006. Mencerminkan apa dalam artian harus menunggu sebegitu lama untuk mendapatkan gelar pahlwan? Tapi sejatinya beliau berjuang tak untuk embel-embel tersebut, yang sekarang sering direbutkan oleh keturuan orang yang merasa sesepuhnya berjasa di negeri ini, tapi Tirto Adhi Soerjo tidak demikian.Tepat seratus tahun Tirto Adhi Soerjo mendirikan organisasi modern pertama Sarikat Prijaji tahun 1906, dan tepat 100 tahun setelah itu, pada tahun 2006 Tirto Adhi Soerjo mendapatkan gelar Pahlawan Nasional melalui melalui Keppres RI no 85/TK/2006. Mencerminkan apa dalam artian harus menunggu sebegitu lama untuk mendapatkan gelar pahlwan? Tapi sejatinya beliau berjuang tak untuk embel-embel tersebut, yang sekarang sering direbutkan oleh keturuan orang yang merasa sesepuhnya berjasa di negeri ini, tapi Tirto Adhi Soerjo tidak demikian.

Dua tahun sebelum Boedi Utomo lahir tahun 1908, Sarikat Prijaji yang didirikan sang bapak pers tersebut di Batavia dinilai lebih mencerminkan nasionalisme karena menggunakan bahasa Melayu(Indonesia) dan keanggotaannya bebas untuk semua kelas, Sementara Boedi Utomo berbahasa Jawa dan khusus untuk priyayi Jawa saja. Tirto Adhi Soerjo juga pernah bergabung dengan Boedi Oetomo tapi beliau keluar karena menganggap Boedi Oetomo pergerakannya kurang agresif untuk menenentang kolonial karena banyak dihuni golongan tua.

Seorang besar memang baru terasa  kebesarannya tatkala dia sudah tiada. Dan selalu saja kita terlambat menyadarinya. Adalah Pramoedya Ananta Toer yang dikatakan pertama menyadari tokoh dalam hal ini, Pram mengatakan bahwa dia menggunakan dokumen-dokumen atau arsip yakni sebaliknya, bahwa dokumen atau arsip adalah alat peraga kolonial untuk mengkontruksi kebenaran sejarah. Maka dari itu Pram mencoba menggunakan perspektif berbeda untuk menentukan sejarah bangsanya. Tak terbilang tokoh yang terlepas dari kesadaran historis kita, entah karena pemburaman ‘sejarah’ yang memang sering dikuasai kaum yang menang atau lantaran kita tak pernah sungguh-sungguh jujur dalam menilai kembali ‘sejarah’ kita sendiri. Sungguh ironis, mengingat Tirto Adhi Soerjo adalah sosok paling penting bagi bangkitnya pergerakan kaum terdidik Indonesia. Tirto, pertama-tama harus diletakkan dalam setting sosial pergerakan nasional bangkitnya pers pribumi, pintu gerbang bagi-terutama-kaum terjajah ke alam demokrasi modern. Dan Tirto lah sang perintisnya. Tulisan-tulisannya yang tajam mengajarkan kaum terjajah untuk bangkit dan berani melawan kesewenangan kolonial, menjadi kaum merdeka.

Tirto Adhi Soerjo yang lahir di Blora pada tahun 1880, ia adalah orang pertama yang menggunakan surat kabar sebagai alat propaganda dan pembentuk pendapat umum. Dia juga berani menulis kecaman-kecaman pedas terhadap pemerintahan kolonial Belanda pada masa itu. Mencermati garis hidupnya, pada masanya Tirto memang seorang pribadi pemula, dalam segala hal. Ia lebih dikenal, itu pun oleh segelintir orang saja, sebagai perintis pers. Padahal, tangannya lah yang menciptakan hampir seluruh senjata bagi perubahan ke arah dunia modern. Tirto merupakan seorang pribumi pertama yang mendirikan NV (sebagai bentuk perniagaan), percetakan, hotel, lembaga bantuan hukum, lembaga penyalur tenaga kerja, perintis bidang periklanan, perintis emansipasi kaum perempuan, sekaligus pendiri SDI (Serikat Dagang Islam), cikal bakal SI (Serikat Islam), organisasi modern pribumi pertama dan terbesar di Indonesia.

Sangat kontras jika kita terus saja mendengungkan bahwa Boedi Oetomo lah tonggak awal dari pergerakan kita, inilah historiografi penguasa, dalam artian apa semua ini di tuliskan sedemikian rupa sehingga demikian? Inilah tugas kita sebagai sejarawan kelak, kita dituntut untuk menjelaskan fakta se-objektifnya tanpa memihak siapapun. Tapi sejatinya Tirto Adhi Soerjo memang pantas dikatakan sebagai perintis pergerakan indonesia tanpa sedikitpun mengurangi peran pejuang sekaliber H.O.S. Cokroaminoto selama ini, yang memang sudah terdengar cukup lama, ini mengingat waktu yang dilakukan Tirto Adhi Soerjo lebih dahulu membuat perlawanan secara modern kepada pihak kolonial dengan berbagai macam propaganda salah satunya melalui tulisan-tulisannya.

Category: My articles | Added by: exsara (2014-10-23)
Views: 1056 | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
Name *:
Email *:
Code *:
Investigationes
CHARLES S. ANDREWS
3139 Brownton Road
Long Community, MS 38915



+7 495 287-42-34 info@ucoz.com
Mirum
sample map